About

Tentang DokumenTARI

Seni Tari telah lama berkontribusi dalam pengembangan seni budaya di tanah air. Kaya dengan ragam bentuk, fungsi personal maupun sosial dan eksplorasi ide serta tubuh, seni tari berkembang ke dalam berbagai manifestasi, baik sebagai bagian dari pewarisan seni tradisi maupun di wilayah konstruksi seni modern maupun kontemporer. Dengan berbagai kompleksitas yang menyertainya, seni tari Indonesia terus bertahan dan berkembang menghuni berbagai ruang di masyarakat dan menjadi wadah kontemplasi bagi para pelakunya.

Namun demikian, memasuki pandemi ini banyak pelaku seni tari -sebagaimana pun pelaku seni lainnya, mulai mempertanyakan bagaimana seni dapat berkontribusi pada perubahan yang terjadi di dunia saat ini, di samping bagaimana mempertahankan daya hidup baik secara individual maupun sebagai bagian dari masyarakat, di saat publik terkuras upayanya memikirkan hal-hal yang esensial untuk bertahan hidup.

Menyadari kondisi ini, Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp -sebuah platform berproses bagi pelaku tari muda kontemporer yang berdiri sejak tahun 2015, meluncurkan sebuah program bertajuk DOKUMEN.TARI. Program ini bermaksud untuk merekam pemikiran, realita hidup serta gagasan para pelaku tari di Indonesia dalam bentuk foto essay, life narratives dan film dokumenter. Program ini diharapkan dapat menjadi ruang reflektif bagi para pelaku tari dalam memaknai peranannya sebagai seorang individu maupun sebagai bagian dari masyarakat dalam kiprahnya di dunia seni tari. Foto, film dokumenter dan teks menjadi media untuk mempertanyakan, mengupas, dan menggali berbagai aspek kehidupan penari sambil sekaligus mengaitkannya dengan berbagai fenomena sosial yang berkembang di masyarakat saat ini.

Tujuan Program

  • Membangkitkan daya hidup pelaku seni tari Indonesia dengan cara membangun cara pandang yang kritis
  • Menghasilkan database pelaku seni tari Indonesia berbasis data berupa foto essay, film dokumenter dan teks life-narratives
  • Membangun komunikasi dunia seni tari dengan publik luas melalui interaksi di media online (website dan media sosial), dan dalam jangka panjang kumpulan catatan berupa buku
 
 
 
 
 
 
 

Team

Keni K. Soeriaatmadja
Penggagas & Direktur

Keni menyelesaikan pendidikannya di Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, dan magister Antropologi di program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung. Ia menekuni tari tradisional Bali sejak kecil dan mendapatkan banyak ilmu selama bergabung di Bengkel Tari Ayu Bulan yang didirikan oleh dr. Bulantrisna Djelantik. Dari perjalanannya di dunia seni rupa dan seni tari, ia memperoleh pengalaman mengenai manajemen seni dan pengelolaan program, terutama saat menjadi Program Manajer di NuArt Sculpture Park-Bandung, milik seniman Nyoman Nuarta. 

Tahun 2015, dengan Hibah Karya Inovasi dari Yayasan Kelola, ia mendirikan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp bersama Ratna Yulianti dan program anual ini terus berlangsung hingga sekarang. Keni juga bekerja sebagai produser seni pertunjukan, salah satu karya yang diproduserinya adalah karya “SALT”, bagian dari Trilogi Jailolo karya Eko Supriyanto, yang telah melakukan tur dunia sepanjang tahun 2018-2019.

 

Ratna Yulianti
Keuangan & Bidang Edukasi

Sejak kecil mempelajari tari tradisi Banyuwangi dan mengajar tari untuk anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Tahun 1991 studi Seni Tari di ISI Yogya, bekerja di Bandung sejak 1997 dan aktif di berbagai organisasi non-profit seperti: MSPI, Seri Musik Indonesia, Tikar Media Budaya, dan Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, yang mengusung program penelitian, publikasi, festival, dokumentasi, pengarsipan, dan pendidikan seni.

Tahun 2012 kembali jadi mahasiswa di program pasca sarjana UPI Bandung. Sejak itu kembali fokus melakukan riset pendidikan seni khususnya untuk anak-anak. Melahirkan komunitas Semesta Tari yang program utamanya pengembangan pembelajaran tari yang menekankan metode kreatif dan berorientasi pada kebebasan ekspresi dalam menemukan gerak sebagai materi dasar tari. Selain itu saat ini aktif di Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp dan Bengkel Tari Ayu Bulan.

 

Agni Ekayanti Sunarya
Marketing Communication

Agni berasal dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Lulus dari Universitas Sahid Jakarta jurusan Manajemen Pariwisata. Sejak tahun 2009, aktif mengikuti berbagai program budaya skala Nasional & Internasional sebagai peserta dan melanjutkan bekerja dengan beragam organisasi untuk mengelola program by project di bidang Seni, Budaya dan Pendidikan, beberapa di antaranya : Absolutely Thai by Kansadaeng Watthanatham (Thailand), Indolecture dan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp (Indonesia), Australia Arts Council (Australia). Tahun 2017 menjadi Asisten Produser Pertunjukan karya Sasikirana DanceLAB : Pasar Purnama, yang terpilih dalam Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Bakti Budaya Djarum Foundation. Ketertarikan dalam mengembangkan diri dan komunitas melalui life-narratives didukung dengan pengalaman sebagai Duta Cerita Bandung dalam program yang diinisiasi The Habibie Centre dan Google Foundation, bertajuk CERITA (Community Empowerment in Raising Inclusivity and Trust through Technology Application).

Tazkia Hariny Nurfadlillah
Sekretariat

Menekuni dunia tari sejak menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan, jurusan Seni Tari. Kemudian melanjutkan studi di jurusan Pendidikan Seni Tari, Universitas Pendidikan Indonesia. Bergabung bersama Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp dari tahun 2015 hingga saat ini. Proses di Sasikirana membuka kesempatan untuk Tazkia menjadi salah satu koreografer dalam karya Pasar Purnama yang menjadi salah satu karya terpilih Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Bakti Budaya Djarum Foundation tahun 2017, kemudian kesempatan mengikuti residensi dan memiliki project Dance Tour “SIKAP” tahun 2019 (Tour Eropa) – 2021 bersama Aberdzak Houmi – Koreografer dan Director Cie X-Press Dance Company asal Perancis.

Galuh Pangestri
Tim Editorial

Merupakan seorang penari independen asal Bandung. Memulai tari dengan mempelajari gerak tarian Melayu dan Dayak, kemudian berkembang ke khasanah tari-tari Sumatra dan Jawa bagian Barat seperti Betawi dan Jaipong. Kuliah di Sastra Cina UI dan sempat tergabung dalam Liga Tari Krida Budaya.
Sejak pindah ke Bandung, ia mengeksplorasi gerak kontemporer. Berkesempatan ikut misi budaya ke Cina dalam rangka Festival Nelayan 2007, lalu 2010 ke Rusia untuk perhelatan Komemorasi Indonesia-Rusia. Pada 2014 ia terlibat bersama Kubilai Khan Investigation dalam Printemps Francais di IFI Bandung, yang kemudian memberinya kesempatan untuk mengikuti Festival Constellation di Toulon, Perancis. Selain menari, Galuh kerap menulis berbagai tema: ulasan tari, parenting, sosial, traveling. Ia kemudian terlibat dalam tim Indonesia sebagai tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015 tim Media juga mengcover individu/kelompok seni baik pertunjukan juga rupa. Tergabung dalam kelompok Poemuse Indonesia, 2016-2017 menyelenggarakan pertunjukan lanjut roadshow ke MIWF. 2018 menggarap “Maria” dalam kampanye Relaksasi Beragama yang digagas Feby Indirani. Kepeduliannya pada literasi mendorongnya untuk menggagas Bandung Readers Festival 2019. Saat ini berstatus mahasiswa Magister Hubungan Internasional UNPAR.

Eka Wahyuni
Tim Kuratorial

Saya merupakan koreografer. Saya menamatkan pendidikan di Sastra Inggris (Bachelor degree) dan Pengkajian Seni Rupa dan Seni Pertunjukan (Magister) di UGM, Yogyakarta.

Pengalaman saya antara lain mengikuti residensi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja dalam program Beasiswa Seniman tahun 2014 – 2015, peraih hibah Magang Nusantara 2018 di Goethe Institut Jakarta yang diadakan oleh Yayasan Kelola, peserta program Koreografer Muda Potensial di Indonesian Dance Festival 2018, dan Koreografer dalam project IKKON 2019 yang diadakan oleh Bekraf.

Kesehariannya, saya bekerja paruh waktu di Institut Cemeti untuk Seni dan Masyarakat, LINGKARAN | koreografi dan Jejak Tabi Exchange. Saya juga menjadi volunteer di Paradance Festival dan menginisiasi platform Portaleka dengan mengadakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan tari, baik diskusi maupun pementasan. Ketertarikannya pada tari, budaya dan masyarakat mempengaruhi cara berpikir dan proses saya dalam penciptaan karya tari. Karya-karya yang saya ciptakan antara lain Enchantment of Tari Gong, Ruang Temu, ne.U.tral, dan lain-lain. Salah satu karya tari yang saya ciptakan menjadi pemenang pertama dalam Festival Tari Kontemporer di Lanjong Art Festival 2017.

Ferry C. Nugroho
Koordinator Program & Peserta

Seorang koreografer independen. Founder dan program director dari @obahdancelaboratory. Alumni Pendidikan Seni Tari & Musik Univ. Negeri Malang dan Program Penciptaan Seni Pascasarjana ISI Surakarta. Alumni Sasikirana 2016 dan menjadi volunteer Sasikirana sejak tahun 2017. Alumni Pegiat Budaya NZ 2016, Koreografer Muda Potensial IDF 2018 dan IKKON BEKRAF 2019. Sedang mengembangkan karya Kogeomefi dan Living Room yang berbicara tentang ruang personal, ruang pertemuannya dan metode penciptaan berbasis data, sosial media dan bentuk geometrikal tubuh.

Adhika Annissa
Business Development

Adhika Annissa atau Ninus (1990) adalah arsitek dan peminat tari yang tinggal di Bali, Indonesia. Ninus aktif berkolaborasi dengan seniman-seniman dari bidang yang berbeda. Tahun 2018, Ninus menginisiasi @kelasnari di Instagram dengan fokus pada pengembangan edukasi dan keahlian tari untuk penari/koreografer/peminat tari, khususnya di Bali dan bagian timur Indonesia, melalui aksesibilitas informasi dan proyek-proyek kolaborasi lintas disiplin.

Andy Ahadiat
Web Dev

The Narratives
of Indonesian
Dancescape

©2021 DokumenTari